Pendahuluan

 

Sejarah dinasti-dinasti di Cina terdiri atas 25 dinasti , yang berakhir dengan runtuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 akibat revolusi demokrasi yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen.

Revolusi ini dikenal juga dengan nama revolusi Xin Hai karena terjadinya tepat pada tahun kabisat Imlek yang disebut tahun Xin Hai yang terjadi dalam kurun waktu 60 tahun sekali.

 

Dr. Sun Yat Sen

Di antara dinasti-dinasti ini terdapat beberapa dinasti yang mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan dinasti-dinasti lainnya. Misalnya Dinasti Qin (221 SM - 207 SM) menjadi terkenal karena pembangunan tembok besar Cina, disamping kegusaran kaisarnya. Pembangunan tembok ini menelan ribuan korban jiwa sehingga karena pembangunan tembok ini runtuh pula kekuasaan sang kaisar.

Dinasti lain yang terkenal adalah Dinasti Song. Terkenal karena karya seninya, seperti seni lukis, seni gerabah, dan seni porselen. Sampai saat ini barang-barang porselen Dinasti Song masin bernilai tinggi di dunia. Dinasti Tang terkenal karena karya sastra tulisan penyair-penyair besar pada zaman itu:

 

Tu Fu

 

dan

 

Li Tai Po

 

Dinasti Han merupakan dinasti dengan masa kekuasaan terlama di antara dinasti-dinasti yang pernah ada di Cina, yaitu dari tahun 206 SM sampai tahun 220 Masehi. Pendirinya adalah Liu Bang, seorang petani, yang berhasil meruntuhkan kekuasaan Dinasti Qin. Kejayaan dan keagungan dinasti ini berlangsung terus sampai pada masa pemerintahan Kaisar Kuang Bu.

 

Liu Bang

Kisah Tiga Negara "San Guo Yan Yi" adalah kisah yang terjadi menjelang periode akhir Dinasti Han. Kerajaan runtuh karena kaisar-kaisar terakhir dinasti ini amat lemah, tidak bisa mengatasi keadaan akibat ulah orang-orang yang dipercayainya. Di samping itu, rongrongan para pangeran yang mengetahui kelemahan Kaisar dan berkomplot untuk tujuan mereka menduduki singgasana Naga.

"San Guo Yan Yi" adalah novel sejarah Cina karya Lo Guanzhong dari Dinasti Yuan (1260-1341), yang terdiri atas 120 bab.

Bab demi bab Lo Guanzhong mengisahkan runtuhnya dinasti Han yang telah terpecah menjadi 3 kerajaan. Kerajaan-kerajaan itu adalah sebagai berikut:

Kerajaan Wei meliputi bagian utara dengan ibukota Loyang. Lokasinya di Propinsi Henan sekarang.

Kerajaan Wu meliputi wilayah daerah sebelah selatan Sungai Panjang, Propinsi Hunan dan Hopak yang sekarang.

Kerajaan Shu meliputi wilayah Propinsi Sichuan yang sekarang ber-ibukota di Chengdu.

 

 

 

Zaman "Tiga Negara" membawa Cina ke zaman feodalisme yang ke-2. Feodalisme yang pertama disebut Negara-Negara Berperang (Zhan Guo).

 

Kelebihan zaman ini, sehingga disanjung dan dikagumi oleh rakyat Cina, adalah karena zaman ini dianggap mempunyai nilai-nilai luhur tentang sifat ksatria, kejujuran, dan kesetiaan. Penonjolan watak ini terjadi karena ikatan sumpah 3 tokoh utama dalam kisah sejarah ini, yaitu: Liu Bei, Guan Gong, dan Zhang Fei, ditambah dengan seorang tokoh pertapa Zhuge Liang. Liu Bei yang menjadi raja Shu menjalankan pemerintahan dibantu oleh Guan Gong, Zhang Fei, dan Zhuge Liang seperti "The Three Musketeers" karya Alexander Dumas.

 

 

                 The Three Musketeers terbit pada Maret 1844

 

Pemberontakan "Serban Kuning" merupakan titik pertemuan tempat Liu Bei, Guan Gong, dan Zhang Fei bertemu dan kemudian bersumpah di kebun persik (buah lay). Ikrar ketiga tokoh ini amat terkenal. Bahu membahu mereka berperang melawan tokoh tirani Zao Cao yang licik dan kejam. Zhuge Liang amat terkenal karena ilmu meramal dan strategi perang, yang membuat kisah sejarah ini menjadi mengasyikkan untuk dibaca.

Nama-nama dan istilah-istilah yang dipakai dalam penerjemahan ini menggunakan ejaan "Pinyin", ejaan baku yang sudah dijadikan ejaan romanisasi baku bahasa Cina di dunia.

----------

Bab 1

 

Kisah Tiga Negara

Pilihan Bahasa