Bab 3

Tong Zhuo membungkamkan Ding Yuan; Li Su menyuap Lu Bu

----------

Halaman 30

 

Rencana yang diutarakan Zao Cao kepada He Jin adalah sebagai berikut: "Kebusukan para kasim sudah berurat akar sejak zaman dahulu, dan penyebab utama kerusuhan yang terjadi sekarang adalah pengaruh tidak wajar yang dibiarkan oleh Kaisar. Kemanjaan yang tidak pada tempatnya, dan terlampau dibiarkan berlarut larut. Seorang petugas penjara adalah kekuatan yang paling tepat untuk menetang mereka. Mengapa kita harus menambah kekacuan dengan menghimpunkan pasukan dari luar Ibu Kota? Setiap usaha untuk membunuh mereka pasti akan cepat ketahuan, sehingga rencana akan gagal."

 

"Meng De, jadi kau mempunyai gagasan pribadi," kata He Jin murka. "Sumber kekacauan yang melanda negeri ini adalah Anda sendiri," sambung Zao Cao. Sementara itu, He Jin mengirimkan surat rahasia ke segala penjuru negeri.

Perlu diketahui bahwa Tong Zhuo, yang kini berkuasa di Xi Liang, telah gagal dalam usahanya menumpas pemberontakan Seban Kuning. Ia sebenarnya akan dihukum apabila tidak dilindungi oleh Sepuluh Orang Kebiri, yang telah disuapnya dengan harta yang berlimpah-limpah. Kemudian ia memperoleh tugas militer yang penting di Xi Zhou. Sesungguhnya, ia orang yang tidak setia, pengkhianat. Maka, ketika menerima tugas menyerbu ke Ibu Kota, ia sangat senang, dan bergegas berangkat. Ia berpesan kepada seorang menantunya, bernama Niu Fu, agar menguasai Shaanxi, lalu segera berangkat ke Loyang.

 

Li Ru, penasihat, dan menantunya yang lain, berkata, "Meskipun titah resmi yang datang, banyak hal yang tidak masuk akal. Lebih baik mengirim balasan untuk menjelaskan maksud dan tujuan kita, baru

 

----------

Halaman 31

 

kemudian kita berangkat." Saran itu diterima, dan ia mengirim balasan, yang bunyinya sebagai berikut:

"Hambamu mengetahui bahwa pemberontakan yang berlangsung terus-menerus berasal dari ulah para kasim. Tindakan mereka bertentangan dengan yang telah digariskan oleh Kaisar. Cara yang terbaik untuk menghentikan meluapnya air dari dalam periuk adalah dengan jalan mematikan apinya; lebih baik memecahkan sebuah bisul, betapapun  nyerinya, tetapi cepat sembuh. Tindakan lebih baik diambil daripada membiarkan kejahatan berlangsung berlarut-larut. Hamba telah lancang bertindak dengan menggunakan kekuatan militer menuju Ibu Kota, dan hamba mohon agar diizinkan menyingkirkan para kasim, demi kebahagiaan dinasti, dan seluruh negeri."

 

Selesai membaca surat itu, He Jin lalu menunjukkan kepada pengikutnya. Salah seorang dari antara mereka, bernama Zheng Tai, berkata, "Seekor binatang buas, bila dibiarkan datang, maka manusia akan menjadi mangsanya." Jawab He Jin, "Kau terlalu penakut, tidak pantas untuk suatu rencana yang besar."

Lu Zhi menambahkan, "Selama saya mengenal orang ini, kelihatan berwajah suci, tetapi hatinya hati serigala. Membiarkan ia masuk Ibu Kota, sama dengan membiarkan bencana masuk bersamanya. Sebaiknya rencana Tong Zhuo dicegah agar kita terhindar dari kekacauan."

Tetapi karena He Jin tidak bisa diyakinkan, kedua orang ini pun meletakkan jabatan, lalu mengundurkan diri. Kemudian, banyak pembesar lain yang mengikuti tindakan kedua orang tersebut. Akhirnya He Jin mengirim utusan menyambut Tong Zhuo di Danau Ying, dan memerintahkan Tong untuk mendirikan kubu pertahanan di sana.

 

 

Para kasim sadar bahwa semua gerakan ini ditujukan langsung terhadap mereka. Mereka juga sadar bahwa kesempatan untuk menyelamatkan diri adalah dengan melakukan serangan terlebih dahulu. Mula-mula mereka menyembunyikan sekelompok bajingan bersenjata di istana, yang ditempatkan di dalam pintu gerbang “Kebajikan Berlimpah", dan kemudian menghadap Permaisuri He.

 

Mereka berkata, "Panglima telah bertindak tanpa titah Kaisar, menghimpunkan serdadu menyerbu ke Ibu Kota untuk memusnahkan kami. Kami mohon pada Yang Mulia, kasihanilah, dan selamatkan kami.”

“Menghadaplah kepada Panglima, dan akui kesalahan-kesalahan kalian,” kata Permaisuri.

"Kalau kami menemuinya, kami akan dicincang. Lebih baik Yang Mulia perintahkan sang panglima menghadap, dan mencegahnya. Apabila ia menolak, maka kami mohon untuk mati di hadapan Yang Mulia"

Ibu suri mengeluarkan titah memanggil He Jin. la baru akan pergi menghadap ketika Chen Liu melarangnya. la mengatakan bahwa tindakan ini pasti didalangi oleh para kasim untuk mencelakakan dirinya. Akan tetapi ia hanya memandang titah Ibu Suri dan buta terhadap nasihat orang lain.

 

"Komplotan itu sudah bukan merupakan rahasia lagi," kata Yuan Shao, “tetapi Tuan boleh pergi, asalkan Tuan sudah siap tempur menghadapi keadaan.”

 "Suruh para kasim keluar dulu” kata Zao Cao, "baru Tuan menghadap.”

 

“Pemikiran anak kecil," kata He Jin. "Siapakah orang yang berani menentang orang yang berkuasa atas angkatan perang kerajaan di tangannya?”

"Yuan Shao menambahkan, "Apabila Tuan akan pergi, bawalah kami sebagai pengawal, demi kewaspadaan."

He Jin dan Zao Cao memilih sekelompok pasukannya yang terbaik, dan dipimpin oleh adik Yuan Shao, yang bernama Yuan Shu.

 

Yuan Shu berpakaian perang, menempatkan orang-orangnya di luar pintu gerbang "Qing Suo”, sedangkan Yuan dan Zao mengikuti He Jin sebagai pengiring. Ketika He Jin mendekati istana, para pengawal berkata, “Titah Cuma untuk panglima seorang, yang lain tidak diperkenankan masuk.” Maka, Yuan dan Zao menunggu di luar, menjaga pintu.

He Jin masuk dengan anggun. Di gerbang "Kebajikan Berlimpah", ia disambut oleh dua orang kasim kepala. Anak buah mereka mengepungnya, sehingga ia mulai gelisah. Kemudian Zhang Rang dengan kasar memakinya.

 

“Dosa apa yang diperbuat permaisuri Tong, sehingga dia dihukum mati? Ketika Ibu Negara dimakamkan, siapakah yang berpura-pura sakit, dan tidak menghadiri pemakaman? Kami angkat kau dan begundalmu, keluarga gelandangan, ke tempat yang terhormat dan mulia. Sebagai tanda terima kasihmu, kau sebaliknya akan membunuh kami. Kau katakan kami adalah orang najis dan kotor, tetapi siapakah yang lebih kotor?"

 

He Jin panik. Ia menengok ke kiri dan ke kanan, mencari jalan

 

meloloskan diri, tetapi para kasim mengetatkan pengepungan, dan algojo melakukan pekerjaannya, membunuh He Jin.

 

Yuan Shao, setelah lama menunggu, mulai tidak sabar, lalu berteriak dari luar gerbang, "Kereta sudah siap, Panglima." Sebagai jawaban, kepala He Jin dilemparkan lewat tembok.

Dekrit dikeluarkan, yang mengatakan bahwa He Jin merencanakan pengkhianatan, sehingga terpaksa dibunuh. Pengampunan diberikan kepada pengikutnya. Mendengar berita ini Yuan Shao berteriak. "Para kasim telah membunuh Panglima He Jin. Mari, siapa yang akan ikut membunuh komplotan ini, bantulah saya."

Salah seorang anak buah He Jin membakar pintu gerbang. Yuan Shu memimpin anak buahnya menyerbu masuk, membantai para kasim, tanpa pandang bulu. Sedangkan Yuan Shao dan Zao Cao menyerbu bagian istana yang lebih dalam. Empat orang kasim melarikan diri ke pesanggrahan "Puspa Biru", tetapi di sana pun mereka dicincang sampai lumat. Api berkobar memusnahkan gedung. Empat orang kasim lain, yang dipimpin oleh Zhang Rang, menyandera Ibu Suri dan pewaris tahta, bersama dengan Pangeran Chen Liu, menuju istana Utara.

Sejak Lu Zhi meletakkan jabatan, ia selalu tinggal di rumah; tetapi begitu mendengar ada pemberontakan di istana, ia segera mengenakan pakaian perangnya sambil membawa senjata. Melihat kasim Duan Gui menyandera Ratu, ia berteriak, "Kalian pemberontak berani menyandera sang Ratu?" Duan Gui segera melarikan diri, Ratu melompat dari jendela, lalu dibawa ke tempat yang aman.

 

Sementara itu, Wu Guang menerobos ke ruang belakang, menemukan He Miao memegang pedang. "Kau juga terlibat dalam komplotan pembunuh abangmu," ia membentak. "Kau pun harus mati seperti yang lainnya. Mari kita bunuh orang yang telah membunuh abangnya sendiri," teriak Wu mengajak kawan-kawannya.

Miao hanya dapat melihat musuh mengepungnya. Ia mati dicincang musuh-musuhnya.

Yuan Shao memerintahkan pasukannya berpencar, mencari semua keluarga kasim, dan semua harus dibunuh, tanpa kecuali. Dalam pembantaian itu, banyak orang yang tidak bersalah turut menjadi korban.

Zao Cao menyibukkan diri dengan memadamkan kebakaran. Ia mohon kepada Ratu He agar membantu mengatasi keadaan. Dan pasukan dikerahkan mengejar Zhang Rang untuk menyelamatkan kaisar muda.

 

 

 

 

 

 

 

Kisah Tiga Negara

Pilihan Bahasa